...

Nostalgia Permata Merah Cincin Api Pulau Dewata

01 10 2021 Bencana Ni Luh Eka Widiastuti 0 Likes Bagikan :

Nostalgia Permata Merah Cincin Api Pulau Dewata

 

Gunung Agung terletak di timur Pulau Dewata, tepatnya di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung merupakan salah satu dari rangkaian  gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Gunung dengan ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut ini menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Pulau Bali. Gunung Agung juga merupakan salah satu gunung aktif yang paling eksplosif di Indonesia.

Letusan pertama yang tercatat dalam sejarah terjadi pada Oktober 1710 hingga Februari 1711. Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1808, Gunung Agung melontarkan batu apung dalam jumlah yang cukup banyak disertai dengan uap dan abu vulkanik. Pada tahun 1821, Gunung Agung kembali erupsi meski letusannya tidak  sedahsyat letusan tahun sebelumnya.

Sejumlah gempa bumi, muntahan abu vulkanik, pasir, serta batu apung terjadi pada tahun 1843. Erupsi yang bersifat magmatis terjadi seratus tahun setelahnya yaitu pada tahun 1963. Letusan ini merupakan letusan terbesar sepanjang sejarah Gunung Agung. Letusan berlangsung dari 2 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964. Jumlah korban jiwa yang tercatat mencapai 1.549 orang, bahkan setelah letusan masih menelan korban sekitar 200 orang akibat hujan yang menghanyutkan lahar panas. Tidak hanya itu, akibat letusan ribuan rumah rusak, ratusan ribu penduduk kehilangan mata pencahariannya. Sebelum Gunung Agung meletus, diperkirakan ketinggiannya mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut. Setelah letusan, ketinggiannya banyak berkurang hingga tercatat menjadi 3.142 meter di atas permukaan laut.

Setelah terdiam beberapa waktu, Gunung Agung kembali aktif pada tahun 2017. Meskipun tidak sedahsyat letusan tahun 1963, namun hal ini cukup membuat kepanikan pada masyarakat sekitar gunung tersebut.

Terdapat beberapa mitos atau legenda yang beredar pada masyarakat mengenai Gunung Agung. Salah satunya adalah Gunung Agung merupakan potongan dari Gunung Mahameru di India yang terjatuh di tiga tempat yakni menjadi Gunung Semeru, Gunung Rinjani Lombok, Dan Gunung Agung Bali. Selain itu, mitos munculnya kera putih pada waktu – waktu tertentu seperti pada hari besar keagamaan. Beberapa beranggapan bahwa munculnya kera putih tersebut sebagai pembawa berita baik, atau ada juga yang mempercayai membawa peringatan tanda bahaya jika gunung tersebut akan meletus.

Letusan Gunung Agung tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial budaya hingga psikologis masyarakat Pulau Dewata. Cemas dan panik muncul dan masyarakat dengan cepat mengungsi ke tempat yang diarasa aman. Namun seiring kemajuan teknologi dan kesiagaan petugas dalam upaya penanganan bencana seperti pada letusan terakhir di tahun 2017, masyarakat sedikit demi sedikit menjadi lebih tenang, mengikuti arahan dari petugas mengenai kondisi terbaru dari Gunung Agung saat itu. Masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa ketika kondisi masih normal, dan mengikuti arahan untuk mengungsi ketika level meningkat.

Pasca letusan, ekonomi masyarakat juga berangsur-angsur membaik. Muntahan Gunung Agung memberikan kekayaan bagi masyarakat sekitar, seperti pasir, galian batu, tanah yang subur, serta daerah wisata yang sangat indah. Demikian juga kegiatan adat istiadat pada Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung, tetap menjadi salah satu kegiatan spiritual bagi masyarakat. Selamanya, permata merah dari cincin api tersebut akan memancarkan berkat tidak hanya bagi masyarakat sekitarnya, melainkan juga bagi seluruh masyarakat Pulau Dewata.

 

Sumber:

  • BNPB https://bnpb.go.id/berita/kolom-abu-erupsi-agung-capai-1000-m
  • com https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/081531165/hari-ini-dalam-sejarah-gunung-agung-meletus-tewaskan-1600-orang?page=all
  • com https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-letusan-gunung-agung-dari-masa-ke-masa
  • Liputan 6.com https://www.liputan6.com/tag/gunung-agung-bali
  • com https://www.merdeka.com/uang/4-kerugian-ekonomi-dampak-dari-gunung-agung-erupsi.html

 

Comment (0)