Kliping Koran - De Aardbeving ter Westkust

SUMATERA BARAT 0 Likes Bagikan :

Arsip Koran

Gempa Pantai Barat. Selain gedung Dewan Kehakiman, gereja rusak parah dan beberapa rumah juga rusak. Kerugiannya belum bisa ditaksir. Aneta (Algemeen Nieuws-en Telegraaf-Agentschap/ Keagenan umum Berita dan Telegraf) mengirimi kami pesan dari Padang menyampaikan bahwa sambungan telegraf terputus, sehingga tidak dapat menerima berita dari Dataran Tinggi. Inspektorat Layanan Pos meminta informasi melalui kabel laut di Sibolga dan mengetahui bahwa Fort de Kock berjalan dengan baik. Gempa juga terjadi di Soebang Pass. Getaran ringan berlanjut sepanjang malam. Jalan Padang Pandjang Fort de Kock tidak bisa dilalui begitu juga rel kereta karena tiang telegrap tumbang kemarin.

 

Seorang bintara dari Padang Pandjang telah tiba di Padang untuk meminta bantuan. Dia menyatakan, semua bangunan militer, tempat tinggal perwira dan bintara rusak berat. Ajudan apoteker Schmidt mati lemas di bawah reruntuhan. Rumah sakit militer telah runtuh. Barak kosong, tetapi tidak ada tentara yang terbunuh. Banyak warga sipil telah terbunuh atau terluka. Orang-orang berkemah di tenda di pasar. Residen dan Pangdam berangkat pagi Selasa, 29 Juni ke daerah yang dilanda bencana. Menurut rumor, kota utama Fort de Kock telah banyak yang runtuh. Begitupun Koto Anau, Cupak dan Kanari di Solok, di kaki Talang hancur total. Sementara Padang Pandjang hampir sepenuhnya hancur. Kamp Cina di Fort de Kock juga telah dirusak.

(Sumber: Deli Courant, 29 Juni 1926)

Dokumen

Detail

Comment (0)