PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL SEBAGAI METODE PENELITIAN SEJARAH PARTISIPATIF: MASYARAKAT TURGO DALAM ERUPSI MERAPI 1994 // PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL AS PARTICIPATIVE HISTORY RESEARCH METHOD: TURGO COMMUNITY IN MERAPI ERUPTION 1994

Participatory Rural Appraisal (PRA) yang awalnya merupakan serangkaian alat yang secara eksklusif digunakan untuk mengkaji situasi pedesaan, saat ini berubah menjadi alat yang digunakan sebagai campuran dalam penelitian kualitatif untuk publikasi ilmiah. Teknik visualisasi yang digunakan dalam diskusi kelompok merupakan keunggulan sehingga cerita, analisa, dan perencanaan oleh masyarakat dapat lebih mudah lebih mudah terbangun. PRA digunakan untuk mengembalikan rasa, kesadaran atas risiko, dan pengalaman atas bencana yang dimiliki masyarakat, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan pengelolaan risiko bencana di masa depan. Penelitian ini menggunakan metode PRA dalam meneliti sejarah erupsi Merapi pada tahun 1994 melalui kesaksian-kesaksian masyarakat. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan dan manfaat PRA dalam penelitian sejarah kebencanaan secara partisipatif dengan warga sebagai partisipan. PRA dapat menjaga cerita masyarakat atas nilai gunungapi lebih dari nilai ilmiah. Beberapa hasil yang diperoleh bahwa masyarakat dapat menghadirkan cerita secara naratif, cenderung jeli dalam melihat kondisi di masa lalu, dan hal-hal yang menjadi kerentanan dan kapasitas dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, hasil dari penggunaan PRA adalah pendalaman fungsi mimpi bagi masyarakat Turgo, sebagai salah satu bentuk peringatan dini erupsi Merapi. Mimpi - sebagai sumber informasi tidak resmi - dapat mendukung saat informasi resmi tidak dapat diandalkan, yang merupakan bagian dari sasmita, yang berarti petunjuk, tanda, atau informasi. Sasmita dalam bentuk mimpi inilah yang hadir dalam waktu menjelang bencana. Bagi masyarakat Turgo, sasmita dalam bentuk mimpi yang paling tajam adalah dalam bentuk puspa tajem sebagai mimpi yang paling tajam dan terpercaya, yang hadir menjelang pagi dan dapat menjadi petunjuk. Kata kunci : merapi, participatory rural appraisal, prbbk, pengelolaan risiko bencana, erupsi Participatory Rural Appraisal (PRA), which was originally a set of tools exclusively used to assess rural situations, now turned into a tool that is used as a mix of qualitative research for scientific publications. The visualization technique used in group discussions is an advantage so that stories, analysis, and planning by the community can be more easily built. PRA is used to restore the community's sense, awareness of risk, and experience of disasters thus it can be used for planning disaster risk management in the future. This study uses the PRA method in examining the history of the Merapi eruption in 1994 through community testimonies. This study provides an overview of the implementation and benefits of PRA in participatory disaster history research with the community as participants. PRA can keep people's stories about the value of volcanoes more than scientific values. Some of the results obtained are that the community can narratively present stories, tends to be observant in seeing past conditions, and things that become vulnerabilities and capacities in society. In this study, the result of using PRA is the in-depth research on the 'dreams' role in the Turgo community as a form of early warning of the eruption of Merapi. The 'dreams' - as unofficial sources of information - can support when the official information is unreliable. The community believes the dream is part of sasmita, which means clues, signs, or information. Sasmita in the form of a dream is present in the time leading up to the disaster. For the people of Turgo, sasmita in the sharpest form of dreams is called puspa tajem, as the sharpest and most reliable dream, which comes in the early morning and can be a clue. Keywords : merapi, participatory rural appraisal, cbdrm, disaster risk management, eruption

Bagikan :

Jurnal Info

Jurnal Info
LoremIpsum

Tanggal Publikasi
20 August 2021