LOBO, BANGUNAN RAMAH GEMPA; PENDEKATAN ARSITEKTUR DAN STRUKTUR

Gempa bumi menjadi bagian tidak terpisahkan dalam budaya bermukim masyarakat Sulawesi Tengah. Upaya menyelaraskan dampak gempa terhadap hunian secara tradisional dapat dilihat pada bentuk dan konstruksi bangunan tradisional yang tanggap merespon bencana akibat gempa. Beberapa bangunan tersebut saat ini masih bertahan dan digunakan oleh masyarakatnya. Sebagai warisan yang menerus, pengetahuan tersebut perlu ditemukenali melalui studi yang komprehensif untuk dapat dikembangkan. Usaha pengkinian warisan tradisi ini diantaranya dapat dilakukan melalui proses transformasi yang tepat, tanpa kehilangan jati diri dan identitasnya sebagai aset budaya bangsa. Salah satu tipe bangunan tradisional yang ada di Ngata Toro, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah adalah Lobo. Lobo merupakan bangunan yang digunakan sebagai balai pertemuan khususnya dalam kegiatan yang berhubungan dengan budaya dan tradisi masyarakat di Ngata Toro. Dalam penelitian ini digunakan metode gabungan Kuantitatif dan Kualitatif (mix method) yang berusaha mengungkap makna dibalik fenomena dan fakta empirik yang diuraikan secara deskriptif. Penelitian ini berfokus pada bentuk dan konstruksi bangunan Lobo dalam merespon gempa dan alternatif transformasi yang dapat dikembangkan sesuai perkembangan teknologi dan material saat ini. Data dikumpulkan melalui kajian pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk dan konstruksi Lobo dapat dikategorikan sebagai bangunan yang ramah terhadap bencana gempa. Dalam hal ini sistem struktur seperti yang dikenal saat ini sebagai sistem isolasi seismik (base isolation). Sistem isolasi pada struktur Lobo tersebut, memberikan pengurangan respons dinamik, atau dapat mengurangi gaya gempa yang diterima struktur, sehingga tidak terjadi kerusakan signifikan terhadap struktur. Kata kunci: Lobo, Arsitektur, Struktur, Gempa, Base Isolation.

Bagikan :

Jurnal Info

Jurnal Info
LoremIpsum

Tanggal Publikasi
28 August 2021